Perbaikan Jalan Pantura Terhambat

AMBLESNYA Jembatan Comal di Pemalang, Jawa Tengah, berdampak pada kelanjutan perbaikan di jalur pantai utara (pantura). Selain itu, sejumlah ruas jalan di jalur alternatif dan jalur tengah rusak dilintasi kendaraan berat. Ruas jalan yang diperbaiki ialah di Desa Kaligangsa Wetan ke arah Kota Tegal. Perbaikan terkendala akibat pasokan material terhambat.Misalnya pengiriman semen dari Gresik, Jawa Timur, karena harus memutar untuk menghindari Jembatan Comal, memakan waktu lebih lama.

“Untuk memutar sebelum Comal menuju Kota Tegal harus lewat jalur tengah, melalui wilayah Kabupaten Tegal dan Brebes. Itu memakan wak tu belasan jam,” tutur seorang pekerja pembetonan jalur pantura ruas Kaligangsa Wetan, Santoso, kemarin.

Menurut Santoso, tidak hanya pengiriman semen yang terlambat, material lainnya seperti pasir dari kawasan Gunung Merapi di Magelang juga terlambat. “Perbaikan jalur pantura memakan waktu lebih lama, sampai Jembatan Comal normal,” jelas Santoso.

Di sisi lain, kepadatan kendaraan berat yang harus memutar lewat jalur alternatif atau tengah juga menyebabkan sejumlah ruas jalan di wilayah Kecamatan Bumiayu dan Tonjong (Kabupaten Brebes) rusak. Kerusakan jalan terjadi di jalur lingkar Bumiayu dan Kaliasak serta ruas jalan Balaikambang di Kecamatan Tonjong. Jalan bergelombang dan terdapat banyak lubang.

“Sudah kerap diperbaiki, tetapi rusak lagi dan rusak lagi. Banyak truk gandeng dan trailer yang melintas,” ujar warga Bumiayu, Didik. Rekayasa di Jembatan Tajum Kepadatan kendaraan berat membuat Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Banyumas, Jateng, melaku kan rekayasa lalu lintas di Jembatan Tajum I di Desa Pancasan, Kecamatan Ajibarang. Rekayasa itu bertujuan menjaga jembatan tidak roboh karena kapasitas jembatan di bawah kendaraan berat yang lewat.

“Kapasitas jembatan terbatas 10 ton. Padahal, kendaraan yang lewat (bertonase) lebih dari itu. Sebagai antisipasi diberlakukan sistem buka tutup agar jembatan jangan sampai ambles,” jelas Kepala Pendidikan dan Rekayasa (Dikyasa) Satlantas Polres Banyumas Inspektur Satu (Iptu) Sugeng Rikustowo, kemarin.

Kepolisian bersama Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Banyumas masih membentuk posko. “Dari ke polisian ada 27 anggota berasal dari Lantas dan Sabhara. Mereka berpatroli 24 jam di jalur tengah antara perbatasan BrebesBanyumas hingga ke Ajibarang,” kata Sugeng.

Saat dihubungi terpisah, Kepala Balai Pelaksana Teknis (BPT) Dinas Bina Marga Jateng Wilayah Banyumas-Cilacap Effendi Nugroho mendukung langkah kepolisian itu. “Jembatan Tajum I dibuat 1977 sehingga sudah cukup tua,” jelas Effendi.

Di bagian lain, kerusakan puluhan jembatan dan lebih dari 100 ki lometer jalan di wilayah Kalimantan Selatan harus segera mendapat sentuhan. Gubernur Kalsel Rudy Ariffin di Banjarmasin, kemarin, mengatakan perbaikan sangat dibu tuhkan kendati secara umum kondisi infrastruktur dan jembatan di wilayahnya cukup baik.

Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum Kalsel, dari total 1.405 jem batan, tercatat 4 jembatan skala besar dalam kondisi kritis, 61 jembatan rusak berat, dan 91 jembatan butuh perbaikan. Trans-Kalimantan yang rusak sepanjang 165 kilometer dari total jalan sepanjang 866,08 kilometer. (LD/DY/N-4) Media Indonesia, 19/08/2014,halaman 11

0 komentar:

Post a Comment